Seorang arsitek sejatinya “menyadari profesinya yang luhur, membaktikan diri kepada bidang perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lingkungan binaan dengan segenap wawasan, kepakarannya, dan kecakapannya.”
Kalimat tersebut dapat Anda temukan dalam buku Kode Etika Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi yang diterbitkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Arsitek, profesi yang sudah ada selama ribuan tahun
Selebihnya, definisi-definisi lain yang menggambarkan peran seorang arsitek bisa diambil dari kata ‘arsitek’ itu sendiri, karena keahlian ini sudah ada sejak peradaban kuno Yunani ribuan tahun yang lalu.
Istilah ‘arsitek’ adalah kata serapan dari istilah bahasa Inggris architect yang berakar dari dua kata dari bahasa Yunani, archi (yang pertama) dan techton (yang membangun). Menggabungkan kedua kata tersebut, seorang arsitek sejatinya adalah seorang pemimpin yang membangun struktur dari perancangan.
Peran dan tanggung jawab seorang arsitek
Seorang arsitek adalah seorang yang memperhatikan unsur fungsional bangunan yang dirancangnya, serta keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan pengguna bangunan tersebut.
Selain sekedar merancang bangunan, seorang arsitek juga bertanggung jawab atas proses pembangunan bangunan tersebut, memastikan agar semua tujuan fungsional dan estetika terealisasi.
Karena itulah para arsitek memiliki banyak peran dalam merancang suatu bangunan. Di antara lain:
1. Membuat konsep rancangan
Di tahap ini, seorang arsitek mempersiapkan semua data yang akan membantu dalam tahap berikutnya yaitu merancang. Pada tahap konsep rancangan, arsitek belum dapat melakukan perencanaan dan penyusunan gambar atau teknik konstruksi sebelum mempelajari semua kebutuhan klien dan bangunan.
Kemampuan riset, komunikasi dan pola pikir yang kritis sangat dibutuhkan, karena tidak semua klien memahami apa yang perlu diperhatikan dari segi fungsional ataupun estetika. Hanya seorang arsitek lah yang mampu membayangkan secara detail mengenai visi dari bangunan yang akan dirancang.
Selain itu, arsitek juga memberikan perkiraan anggaran yang dibutuhkan berdasarkan jenis desain, material, dan bahkan juga kecepatan proses konstruksi.
2. Menyusun pola dan bentuk bangunan dalam gambar
Setelah melakukan riset yang dalam untuk mempelajari semua kebutuhan klien dan bangunan dari segala segi, seorang arsitek dapat memulai penyusunan bentuk bangunan dalam gambar.
Tahap inilah yang dikenali oleh orang-orang awam sebagai pekerjaan yang khas dari seorang arsitek. Namun, jarang diketahui bahwa seorang arsitek juga harus memastikan bahwa perancangan bangunan harus bisa memenuhi nilai fungsionalnya.
Misalnya, jika bangunan tersebut tergolong dalam ‘green building’ atau bangunan ramah lingkungan, maka dari segi material hingga struktur bangunan tersebut harus beroperasi secara efisien. Sebagai contoh, seberapa banyak cahaya alami dapat ditangkap tanpa menghasilkan hawa panas di dalam gedung.
3. Menjadi penghubung yang baik antara klien dan kontraktor
Setelah mendapatkan persetujuan dari klien, seorang arsitek dapat membuat perencanaan dengan lebih rinci, termasuk memberi arahan mengenai bagaimana bagunan tersebut akan dikonstruksikan.

Perlu diingat bahwa lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, dan tidak semua arsitek terlibat dalam mengorganisir para kontraktor. Namun persyaratan dari pekerjaan arsitek adalah menjadi jembatan komunikasi antara klien, kontraktor, dan juga manajemen konstruksi.
Berperan sebagai direktur konstruksi, arsitek masih harus bertanggung jawab atas proses konstruksi, memastikan bahwa tahap ini dilaksanakan dengan benar, aman, sesuai anggaran, dan selesai dengan tepat waktu.

4. Mengoptimasi kinerja pembangunan pada tahap konstruksi
Rencana di atas kertas tidak selalu berjalan sesuai harapan. Tanggung jawab seorang arsitek sebagai direktur konstruksi adalah memastikan bahwa semua kendala pada proses konstruksi tidak terlalu memakan lebih banyak biaya atau waktu yang telah disediakan.
Tentunya, seorang arsitek sudah mengetahui caranya agar proses konstruksi dapat lebih optimal. Hal ini membutuhkan pengawasan yang tajam dan sedikit kreativitas. Misalnya, telah terjadi konsumsi material bangunan yang tidak efisien.
Arsitek harus segera mengetahui mengapa material bangunan tidak bekerja dengan baik. Apakah kualitasnya telah menurun? Tahap mana yang menyebabkan itu terjadi, apakah itu terjadi di tahap logistik atau penerapan material pada situs konstruksi?
Situasi yang tak terduga sering terjadi, dan memecahkan masalah-masalah ini merupakan peran seorang arsitek yang penting.
TRST Architect spesialis arsitek rumah dan komersial di Indonesia
Lingkup pekerjaan seorang arsitek memang sangat luas, tidak hanya meliputi bangunan hunian, tetapi juga bangunan komersial seperti toko, ruko, dan perkantoran, hingga perumahaan, taman, dan seluruh kota.
TRST Architect khususnya bergerak dalam perancangan bangunan hunian dan komersial, yang menyentuh kehidupan individu, keluarga, dan bisnis-bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami berkomitmen dalam merealisasikan hasil yang nyata, dan taat mengikuti kebutuhan klien-klien kami.